Assalamu’alaikum,
guys. Halo, saya mau balik lagi publish tulisan nih. Di postingan saya yang
terakhir banget, saya janji kan ya mau nerusin cerita saya tes PTESOL.
Alhamdulillah, ada temen-temen yang baca postingan itu dan pengen saya nerusin
ceritanya. Terus ada seseorang yang komen juga di postingan itu, minta saya
nerusin cerita juga, seneng banget ih, haha. Cus ah, kita mulai.~
Jadi
gini, seperti yang pernah saya ceritain sebelumnya, saya belum pernah nyobain
tes kemampuan bahasa Inggris semacem TOEFL/PTESOL ini. Nah, Alhamdulillah, saya
udah cobain, sekitar 10 bulan yang lalu (April 2016). Pas saya daftar, saya
bilang kan ya ke petugas Balai Bahasa, “Pak,
saya mau daftar tes TOEFL”. Nah, saya kaget dong pas liat kuitansi ada
tulisan : “Untuk Pembayaran : PTESOL”.
Sepulang dari daftar tes itu, saya langsung browsing
di kosan dan nanya-nanya ke temen dari jurusan Bahasa Inggris. Nih,
penjelasannya.
Di Balai Bahasa UPI itu ada banyak
layanan tes kemampuan bahasa Inggris. Yang paling banyak peminatnya sih ITP
TOEFL sama PTESOL ini. Gampang sebenernya untuk membedakannya, kita kupas satu
per satu deh.
Kalo yang disebut ITP TOEFL (Institutional Testing Program - Test of
English as A Foreign Language) itu sebenernya tes TOEFL institusional yang berbasis
kertas (paper-based), jadi
dilaksanakannya oleh suatu lembaga yang memang udah bekerjasama dengan Educational Testing Service (ETS)
Princeton, New Jersey, USA. Balai Bahasa UPI termasuk yang sudah bekerjasama,
tapi bertindaknya sebagai penyelenggara tes aja. Di Balai Bahasa UPI, ITP TOEFL
dilaksanakan satu bulan sekali, biayanya untuk tahun 2017 ini sebesar Rp
450.000,00 (mahasiswa UPI/umum, biayanya sama). Sertifikat ITP TOEFL ini jadi
salah satu persyaratan wajib untuk berbagai kepentingan, misalnya melanjutkan pendidikan
magister atau doktoral. Contoh nih, Beasiswa LPDP mensyaratkan kita minimal
berskor ITP TOEFL 550 untuk pelamar beasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan
ke luar negeri dan skor 500 untuk perguruan tinggi dalam negeri.
Ada lagi satu jenis TOEFL, yaitu iBT (Internet Based TOEFL). Tes ini adalah tes TOEFL yang paling tinggi tingkat kesulitannya dari seluruh tes TOEFL. Ciri-ciri tes ini adalah: sertifikat bisa digunakan di seluruh dunia (negara yang menggunakan TOEFL tentunya, karena bisa saja negara tertentu menggunakan IELTS), komposisi soal terdiri dari empat sesi (reading, listening, speaking, dan writing) dilaksanakan menggunakan komputer dengan akses internet, tidak seluruh lembaga menyelenggarakan tes ini, biayanya lumayan mahal (sekitar 2jt sampai 3jt), skornya 0-120, dan lain sebagainya yang belum saya ketahui. Begitulah sekilas tentang iBT TOEFL.
Kembali lagi ke PTESOL atau Proficiency Test of English to Speakers of Other
Languages. Tes ini menguji kecakapan kita dalam berbahasa Inggris, tingkat kesulitan tes ini lebih rendah daripada TOEFL, penyelanggaranya juga sangat banyak di Indonesia, range skornya dari 217-677. Komposisi soal-soalnya terdiri dari :
1. Listening
Section jumlahnya 50
soal. Dari 50 soal ini, dibagi lagi ke dalam tiga bagian (three parts). Pertama, short
dialogues between two speakers, di sini tiap satu dialog itu untuk satu
pertanyaan aja (sekitar 30 soal). Kedua,
longer conversations (sekitar 7
sampai 9 soal). Ketiga, long talks atau lectures, (sekitar 11 sampai 13 soal).
Untuk longer conversations dan long talks, setiap satu dialog itu bisa
muncul beberapa pertanyaan, dan dialognya nggak akan diulang. So, please listen carefully because the
dialogue won’t be repeated. :D
2.
Structure and Written Expression jumlahnya 40 soal. Menurut saya, kalo
kita kurang kuat grammar, kita bakal bingung banget isi ini. Heuheuheu. Di sesi
ini, dari 40 soal, dibagi ke dalam dua bagian (two parts). Pertama, incomplete
sentences (15 soal), jadi kita disuruh nyari kata mana yang paling tepat
dipakai dalam suatu kalimat. Misalnya, kudu pake verb1, verb2, verb3 atau
verb-ing? Haha, jangan dulu hoream (‘hoream’
means ‘malas’ in Indonesian), pasti kamu bisa kok! Bagian kedua dari structure, namanya “error in grammar” (25 soal). Di bagian ini, kamu disuruh nyari kata
apa yang nggak seharusnya ada, atau harus diganti, atau rancu dari sebuah
kalimat. Hayoo, kamu ya yang bilang dalam hati gini : “Bedain mana grammar yang bener aja gue bingung, gimana gue bisa tau
yang mana yang error.” Wkwk, canda yuaaa.
3.
Reading Comprehension jumlahnya 50 soal. Biasa ini mah, gampang lah, tinggal baca. Tapi harus ngerti juga yah? XD
Itu tentang komposisi soal PTESOL. Lanjut lagi
ke ciri lain dari PTESOL yaitu sertifikatnya yang hanya berlaku digunakan untuk
cakupan nasional. Lumayan juga nih, buat coba-coba persiapan tes TOEFL yang
mahal itu. Kan sayang ya, kalo misalnya kamu langsung ambil tes TOEFL tanpa
bisa memperkirakan skor kamu dulu. Kalo skornya besar sih ya Alhamdulillah,
tapi kalo kecil sayang uang. Mending cobain PTESOL dulu buat preparation TOEFL mah. Hehe.
Buat kamu yang butuh sertifikat bahasa
Inggris buat persyaratan sidang, pakai sertifikat PTESOL juga udah cukup. Di
jurusan saya, minimal skor PTESOL sebesar 425 untuk bisa Ujian Sidang Skripsi.
Hoalah, skripsi? Apa itu skripsi? :”)
Di Indonesia (atau se-Jawa Barat ya?),
yang bagus pelaksanaan PTESOL-nya itu Balai Bahasa UPI dan ITB. Saya kurang
tahu kalo biaya di ITB berapa. Tapi kalau di UPI, per Januari 2017, biaya
PTESOL sebesar Rp 65.000,00 untuk mahasiswa UPI, dan Rp 100.000,00 untuk umum.
PTESOL dilaksanakan setiap hari Rabu dan Jumat. Pendaftaran minimal satu hari
sebelum pelaksanaan tes. Update tentang PTESOL UPI cek ini ya : https://annadiyanastory.blogspot.com/2017/11/cbt-ptesol-di-balai-bahasa-upi.html
Jadi, mau ambil tes yang mana? Mohon
maaf kalo menemukan kesalahan ya. Segala kesalahan dalam tulisan ini, sumbernya
saya. Thank you. See you. J
Halo..boleh tau nomor whatsapp balai bahasa upi?
ReplyDeleteHalo juga. Sekarang Balai Bahasa UPI tutup WA. Kamu bisa hubungi lewat IG atau Line-nya @balaibahasaupi
DeleteMakasih banget postingannya bermanfaat banget. Saya juga baru mau mencoba untuk tes PTESOl di Balai Bahasa UPI
ReplyDeleteSama-sama, Teh. Semoga lancaaaar ya. :)
Deletekak aku dpt info dr blog sebelah, untk umum selasa rabu buka jam 1, jumat jam 9:)
ReplyDeleteSure, thank you for the info.. ^^ Kalau lihat websitenya sih, masih seperti ini > http://balaibahasa.upi.edu/wp-content/plugins/download-monitor/download.php?id=71
DeleteKak Kalo pembagian waktu tes PTESOL sama TOEFL sama ya?
ReplyDeleteIya, Kak, untuk PTESOL dan TOEFL ITP waktunya sama. Listening 35 menit, structure & written expression 25 menit, reading 55 menit.
DeleteKa mau tanya klo sertifikat ptesol bisa di pakai untuk persyartan cpns nggak..???
ReplyDeleteKalau menurut brosur PTESOL UPI, sertifikatnya bisa untuk daftar CPNS, Kak. ^^
DeleteBrosurnya:
https://drive.google.com/file/d/1-xorPCpKb75fvZYQymPBNpNJSKukMkQH/view?usp=drivesdk
Berarti sertifikat PTESOL ga bisa dipakai untuk mendaftar ke Universitas LN?
ReplyDeleteKirain bisa. .
Soalnya pas kemarin kesana langsung disuruh tes CBT. Kirain itu TOEFL ternyt PTESOL. tapi rta2 pake PTESOL ya?
Iya, Kak, biasanya minimal TOEFL ITP untuk mengajukan beasiswa LN. Tapi bisa juga beda2 tergantung kebijakan tertentu dari universitasnya.
DeleteKak, mau nanya.. kalau sertifikat PTESOL itu bisa dipake untuk daftar S2 ke universitas lain gak ya?
ReplyDeleteWah, maaf soal itu saya kurang tau, Kak, karena peraturannya bisa berbeda2 di tiap univ. Lebih baik tanyakan ke pihak registrasinya, Kak. Saya takutnya salah info. ;)
Delete(y)
ReplyDeletekak untuk PTESOL apa boleh sebagai syarat sidang Pascasarjaana di UPI?
ReplyDelete